Biografi Band Burgerkill, Profil Band Metalcore Burgerkill -
Ini merupakan sebuah cerita pendek dari 12 tahun perjalanan karir bermusik dari
sebuah band super keras yang telah menjadi fenomena di populasi musik keras
khususnya di Indonesia.
Sebuah band yang namanya diambil dari selewengan sebuah nama
restaurant fast food asal Amerika, ya mereka adalah Burgerkill band asal origin
Ujungberung, tempat orisinil tumbuh dan berkembangnya komunitas Death Metal /
Grindcore di daerah timur kota Bandung. Band lulusan scene Uber ( nama keren
Ujungberung ) selalu dilengkapi gaya Stenografi Tribal dan musik agresif yang
super cepat, Jasad, Forgotten, Disinfected, dan Infamy to name a few.
Burgerkill berdiri pada bulan Mei 1995 berawal dari Eben,
scenester dari Jakarta yang pindah ke Bandung untuk melanjutkan
sekolahnya. Dari sekolah itulah Eben bertemu dengan Ivan, Kimung, dan Dadan
sebagai line-up pertamanya. Band ini memulai karirnya sebagai sebuah side
project yang ga punya juntrungan, just a bunch of metal kids jamming their axe-hard
sambil menunggu band orisinilnya dapat panggilan manggung.
Tapi tidak buat Eben, dia merasa bahwa band ini adalah
hidupnya dan berusaha berfikir keras agar Burgerkill dapat diakui di
komunitasnya. Ketika itu mereka lebih banyak mendapat job manggung di Jakarta
melalui koneksi Hardcore friends Eben, dari situlah antusiasme masyarakat
underground terhadap Burgerkill dimulai dan fenomena musik keras tanpa sadar
telah lahir di Indonesia.
Walhasil line-up awal band ini pun tidak berjalan mulus,
sederet nama musisi underground pernah masuk jajaran member Burgerkill sampai
akhirnya tiba di line-up solid saat ini. Ketika dimulai tahun 1995 mereka hanya
berpikir untuk manggung, pulang, latihan, manggung lagi dst. Tidak ada yang
lain di benak mereka, tapi semuanya berubah ketika mereka berhasil merilis
single pertamanya lewat underground phenomenon Richard Mutter yang merilis
kompilasi cd band-band Bandung
pada awal 1997.
Nama lain seperti Full Of Hate, Puppen, dan Cherry Bombshell
juga bercokol di kompilasi yang berjudul “Masaindahbangetsekalipisan” tersebut.
Memang masa itu masa indah musik underground. Everything is new and new things
stoked people! Tidak tanggung lagu Revolt! dari Burgerkill menjadi nomor
pembuka di album yang terjual 1000 keping dalam waktu singkat ini.
Setelah mengenal nikmatnya menggarap rekaman, anak anak ini
tidak pernah merasa ingin berhenti, dan pada akhir tahun 1997 mereka kembali
ikut serta dalam kompilasi “Breathless” dengan menyertakan lagu “Offered Sucks”
didalamnya. Awal tahun 1998 perjalanan mereka berlanjut dengan rilisan single
Blank Proudness, pada kompilasi band-band Grindcore Ujungberung berjudul
“Independent Rebel”.
Yang ketika itu dirilis oleh semua major label dengan
distribusi luas di Indonesia
dan juga di Malaysia.
Setelah itu nama Burgerkill semakin banyak menghias concert flyers di seputar
komunitas musik underground. The Antics went higher, semakin banyak fans berat
menunggu kehadiran mereka diatas panggung. Burgerkill sang Hardcore Begundal!
Disekitar awal tahun 1999, mereka mendapat tawaran dari
perusahaan rekaman independent Malaysia,
Anak Liar Records yang berakhir dengan deal merilis album Three Ways Split
bersama dengan band Infireal (Malaysia)
dan Watch It Fall (Perancis). Hubungan dengan network underground di Malaysia
dan Singapura berlanjut terus hingga sekarang. Burgerkill menjadi langganan
cover zine independent di negara-negara tersebut dan berimbas dengan terus
bertambahnya fans mereka dari negeri Jiran.
Di tahun 2000, akhirnya Burgerkill berhasil merilis album
perdana mereka dengan title “Dua Sisi” dan 5000 kaset yang di cetak oleh label
indie asal Bandung, Riotic Records ludes habis dilahap penggemar fanatik yang
sudah tidak sabar menunggu sejak lama. Di tahun yang sama, band ini juga
merilis single “Everlasting Hope Never Ending Pain” lewat kompilasi “Ticket To
Ride”, sebuah album yang benefitnya disumbangkan untuk pembangunan sebuah
skatepark di kota Bandung.
Single terakhir menjadi sebuah jembatan ke era baru
Burgerkill, dimana masa awal mereka lagu-lagu tercipta hasil dari pengaruh
band-band Oldschool Hardcore, Name it: Minor Threat, 7 Seconds, Gorilla
Biscuits, Youth of Today, Sick of it All, Insted, Etc. Seiring dengan waktu,
mereka mulai untuk membuka pengaruh lain. Masuklah pengaruh dari band band
Modern Metal dan Newschool Hardcore dengan beat yang lebih cepat dan lebih
agresif, selain itu juga riff-riff powerchord yang enerjik menjadi bagian
kental pada lagu-lagu Burgerkill serta dilengkapi oleh fill-in gitar yang lebih
menarik.
Anak-anak ini memang tidak pernah puas dengan apa yang
mereka hasilkan, mereka selalu ingin berbuat lebih dengan terus membuka diri
pada pengaruh baru. Hampir semua format musik keras dilahap dan di
interprestasikan kedalam lagu, demikianlah Burgerkill berkembang menjadi
semakin terasah dan dewasa. Lagu demi lagu mereka kumpulkan untuk menjadi
sebuah materi lengkap rilisan album kedua.
Beberapa Mainstream Achievement pun sempat mereka rasakan,
salah satunya menjadi nominator Band Independent Terbaik ala majalah NewsMusik
di tahun 2000. Awal tahun 2001 pun mereka berhasil melakukan kerjasama dengan
sebuah perusahaan produk sport apparel asal Amerika: PUMA yang selama 1 tahun
mensupport setiap kali Burgerkill melakukan pementasan. Dan sejak Oktober 2002
sebuah produk clothing asal Australia:
INSIGHT juga mensupport dalam setiap penampilan mereka.
Pertengahan Juni 2003, Burgerkill menjadi band Hardcore
pertama di Indonesia
yang menandatangani kontrak sebanyak 6 album dengan salah satu major label terbesar
di negeri ini, Sony Music Entertainment Indonesia. Dan setelah itu akhir tahun
2003, Burgerkill berhasil merilis album kedua mereka dengan title “Berkarat”.
Lagu-lagu pada album ini jauh lebih progressif dan penuh dengan teknik yang
lebih terasah dibandingkan album sebelumnya.
Hampir tidak ada lagi nuansa straight forward dan moshpart
sederhana ala band standard Hardcore yang tercermin dari single-single awal
mereka. Pada sector vocal dengan tetap mengedepankan nuansa depresif dan kelam,
karakter vocal Ivan sang vokalis Bengal lebih
berani dimunculkan dengan penulisan bahasa pertiwi dan artikulasi kata yang
lebih jelas. Dan di sector musik pun, Toto, Eben, Andris dan gitaris baru
mereka Agung semakin berani menjelajahi daerah-daerah baru yang sebelumnya
tidak pernah dijajaki kelompok musik keras manapun di Indonesia.
Sebuah kejutan hadir pada pertengahan tahun 2004, lewat
album “Berkarat” Burgerkill masuk kedalam salahsatu nominasi dalam salah satu
event Achievement musik terbesar di Indonesia “Ami Awards”. Dan secara
mengejutkan mereka berhasil menyabet award tahunan tersebut untuk kategori
“Best Metal Production”. Sebuah prestasi yang mungkin tidak pernah terlintas di
benak mereka, dan bagi mereka hal tersebut merupakan sebuah tanggung jawab
besar yang harus mereka buktikan melalui karya-karya mereka selanjutnya.
Di awal tahun 2005 di tengah kesibukan mereka mempersiapkan
materi untuk album ketiga, Toto memutuskan untuk meninggalkan band yang telah
selama 9 tahun dia bangun bersama. Namun kejadian ini tidak membuat anak-anak
Burgerkill putus semangat, mereka kembali merombak formasinya dengan
memindahkan Andris dari posisi Bass ke posisi Drums dan terus melanjutkan
proses penulisan lagu dengan menggunakan additional bass player.
Sejalan dengan selesainya penggarapan materi album ketiga,
tepatnya November 2005, Burgerkill memutuskan kontrak kerjasama dengan Sony
Music Entertainment Indonesia dikarenakan tidak adanya kesepakatan dalam
pengerjaan proyek album ketiga. So guys…these kids always have a great spirit
to keep blowing their power, dan akhirnya mereka sepakat untuk tetap merilis
album ke-3 “Beyond Coma And Despair” di bawah label mereka sendiri Revolt!
Records di pertengahan Agustus 2006.
Album ketiga yang memiliki arti sangat dalam bagi semua personil
Burgerkill baik secara sound, struktur, dan format musik yang mereka suguhkan
sangat berbeda dengan dua album sebelumnya. Materi yang lebih berat, tegas,
teknikal, dan berani mereka suguhkan dengan maksimal disetiap track-nya.
Namun tak ada gading yang tak patah, sebuah musibah terbesar
dalam perjalanan karir mereka pun tak terelakan, Ivan sang vokalis akhirnya
menghembuskan nafas terakhirnya ditengah-tengah proses peluncuran album baru
mereka di akhir Juli 2006. Peradangan pada otaknya telah merenggut nyawa
seorang ikon komunitas musik keras di Indonesia. Tanpa disadari semua
penulisan lirik Ivan pada album ini seolah-olah mengindikasikan kondisi Ivan
saat itu, dilengkapi alur cerita personal dan depresif yang terselubung sebagai
tanda perjalanan akhir dari kehidupannya.
“Beyond Coma And Despair” sebuah album persembahan terakhir
bagi Ivan Scumbag yang selama ini telah menjadi seorang teman, sahabat, saudara
yang penuh talenta dan dedikasi dengan disertai karakter karya yang
mengagumkan. Burgerkill pun berduka, namun mereka tetap yakin untuk terus
melanjutkan perjalanan karir bermusik yang sudah lebih dari 1 dekade mereka
jalani, dan sudah tentu dengan menghadirkan seorang vokalis baru dalam tubuh
mereka saat ini. Akhirnya setelah melewati proses Audisi Vokal, mereka
menemukan Vicki sebagai Frontman baru untuk tahap berikutnya dalam perjalanan
karir mereka.
Dan pada awal Januari 2007 mereka telah sukses menggelar
serangkaian tour di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Bali
dalam rangka mempromosikan album baru mereka. Target penjualan tiket di setiap kota yang didatangi selalu mampu mereka tembus, dan juga
ludesnya penjualan tiket di beberapa kota
menandakan besarnya antusiasme masyarakat musik cadas di Indonesia
terhadap penampilan Burgerkill. A written story just wouldn’t enough, tunggu
kejutan dan dengarkan album baru mereka, tonton konsernya dan rasakan sensai
musik keras yang tak akan kamu lupakan…BURGERKILL HARDCORE BEGUNDAL IN YOUR
FACE, WHATEVER!!!
Formasi:
# Vicky – Vox
# Ebenz – Guitar
# Agung – Guitar
# Andris – Drums
# Ramdan – Bass
BURGERKILL MANAGEMENT
Jl. Gumuruh No. 171, Turangga
Bandung
40275
West Java,
Indonesia
Phone & Fax: +62 22 7309730
Email: burgerkillofficial@yahoo.com
Jemi Sunardi
Phone: +62 818435045 / +6222 70796665
Email: apihbkhc@yahoo.com
Australian & European Booking:
Xenophobic Entertainment
7 Amy Court,
Munster
Western Australia,
6166
Phone : 0405 438 302
Email: xenophobic_distributions@hotmail.com
Situs Web :
0 comments:
Posting Komentar